Setelah memahami bahwa tujuan
manusia adalah menyembah Allah, perlu kita pelajari bagaimana cara-cara manusia
menyembah Allah. Kemajuan lahir dan batin manusia tidak terpisah. Dengan
manusia menyembah Allah secara lengkap dan tepat, maka ajaran Islam akan
terlihat cantik.
Cara menyembah Allah ada 3 bagian,
- Ibadah yang asas : mempelajari, memahami, meyakini,
     rukun iman, serta mempelajari, memahami dan melaksanakan rukun islam.
- Ibadah fadhailul amal : Amalan-amalan yang utama
     seperti puasa Senin Kamis, shalat tahajud, shalat sunat rawatib, membaca
     ayat-ayat tasbih, tahmid, tahlil, membaca shalawat, dll
- Ibadah yang umum, yang lebih luas, seluas dunia, yaitu ibadah yang mubah jadi ibadah asalkan menempuh lima syarat ibadah
Lima syarat ibadah untuk ibadah umum
adalah sebagai berikut
- Niat mesti betul
- Perkara yang kita buat dibenarkan syariat
- Pelaksanaan sesuai dengan syariat
- Natijah (hasil) digunakan sesuai syariat
- Jangan tertinggal ibadah yang asas
Sementara itu satu hari Rasulullah
SAW bercerita di depan sahabat, tidak lama lagi akan datang seseorang di majlis
ini, dia ahli syurga. Kalau Rasulullah SAW berkata, dia itu ahli surga, maka
itu pasti ahli syurga. Jadi sahabat menunggu siapa yang akan datang. Tak lama
kemudian datang seseorang. Sahabat banyak yang tidak kenal. Setelah kuliah,
sahabat ada yang ingin mengambil perhatian, apa amalannya sampai Rasulullah
sebut dia ahli syurga. Sahabat itu mengikuti sampai ke rumahnya dan meminta
izin untuk bermalam. Sahabat ingin melihat apa amalannya sehingga Rasulullah
sebut ahli syurga. Jadi setelah diikuti sepanjang malam, tidak ada yang
istimewa, shalat sunat tak dibuat, tahajud pun tak dibuat. Setelah subuh
sahabat bertanya, waktu kuliah semalam Rasulullah berkata, sebelum saudara
datang, sebentar lagi akan datang seorang ahli syurga. Saya ingin tanya apa
amalan saudara, sampai dapat dikatakan ahli syurga. Jawab orang itu, saya bukan
saja tidak ada hasad dengki (iri hati) dengan orang, niat untuk hasad pun tidak
ada. Jadi ibadah yang sedikit berbuah.
Sedangkan ibadah yang ketiga adalah
bentuk ibadah yang lebih luas lagi. Setiap kerja akan menjadi ibadah apabila
menempuh lima syarat. Misalnya di bidang ekonomi, sains teknologi, pendidikan,
pemerintahan, dan lain lain. Jelaslah bagi kita bahwa ibadah ini akan
melahirkan pembangunan fisik. Inilah yang dikatakan ada keseimbangan di antara
pembangunan rohaniah dan fisik.
Bagaimana yang disebut seimbang ?
Bila kita melaksanakan ibadah yang pertama dan kedua artinya kita melahirkan
akhlak yang mulia, kemudian melaksanakan ibadah yang ketiga dengan menempuh 5
syarat, maka melahirkan pembangunan fisik. Kalau umat Islam benar-benar
mengikuti kaedah itu maka tentulah Islam akan berjaya memakmurkan dunia. Tetapi
selagi kita masih mengikuti sistem orang lain, bukan kejayaan yang dicapai
bahkan berkrisis sesama sendiri.
Setiap usaha ikhtiar kita akan jadi
ibadah bila menempuh 5 syarat, banyak perkara yang kita tidak faham selama ini
sudah dapat difahami. Apa yang kita fahami melalui kaedah 5 syarat ini :
- Kaedah 5 syarat membuktikan bahwa kemajuan dunia dan
     kemajuan akhirat tidak terpisah, atau ibadah dan kemajuan tidak terpisah.
     Buktinya kalau kita menguruskan kedai dengan menempuh 5 syarat, bukankah
     itu kemajuan dunia. Dia dapat maju di bidang ekonomi, bahkan apabila dia
     menempuh 5 syarat, Allah nilai dengan syurga. Mana yang dikatakan terpisah
     di antara kemajuan dunia dan akhirat.
- Setelah kita mengetahui tentang kaedah 5 syarat ini,
     maka salahlah pandangan umum selama ini yang menganggap 50 % dunia, 50 %
     akhirat. Mana ada 50-50 dalam Islam. Dalama Islam kemajuan dunia itulah
     juga kemajuan akhirat.
- Dengan kaedah 5 syarat maka nampaklah pada kita
     keindahan Islam. Satu perkara kita buat, dapat dua keuntungan, untung
     dunia dan untung akhirat.
- Pembangunan yang ditegakkan, baik di bidang sains
     teknologi, pendidikan dsb., itu merupakan buah. Buah yang lahir ada
     pohonnya, yaitu karena umat Islam menegakkan hukum-hukum dan inadabh
     kepada Allah dalam kehidupan. Contohnya yang membuat perniagaan dengan
     membuka kedai karena tuntutan fardhu kifayah. Bila maju kedai itu artinya
     dia telah membangun kemajuan di bidang ekonomi.
- Kalau begitu, semakin banyak umat Islam beribadah dengan cara yang ketiga, maka semakin banyaklah kemajuan umat Islam. Akhirnya umat Islam dapat berdikari tanpa bersandar nasib dengan tamadun orang kafir. Sebaliknya jika umat Islam lalai.
 
         
                         
                                             
                                             
                                             
                                             
                                            
Leave a Reply